Assalamualaikum wr. wb.
Untuk remidial PAI silahkan klik tautan berikut ini :
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saya Heni Fatmawati Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. Pada kesempatan ini saya akan menulis mengenai Refleksi Aksi Nyata pada Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Dalam menulis refleksi Aksi Nyata ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F: Fact; Feeling; Findings;
dan Future, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan
menjadi 4P yakni: Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.
A.
Latar
Belakang
Hari-hari terasa cepat berkat program Pendidikan Guru Penggerak yang saya ikuti. Ini karena kegiatan yang padat dengan membutuhkan banyak kerja dan pemikiran. Saya sangat bersyukur telah diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan oleh Kemendikbud Ristek. Fokus dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan pemimpin pembelajaran yang memiliki nilai, posisi, dan keterampilan yang dapat mempengaruhi komunitas pembelajaran di sekolah, terutama siswa. Diharapkan dengan program ini, siswa akan memiliki profil pelajar pancasila dan memiliki lebih banyak kebebasan belajar. Salah satu tugas guru adalah memimpin dan mengarahkan pertumbuhan siswanya, menurut filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, yang menjadi dasar kurikulum Program Pendidikan Guru Penggerak ini. Sebaliknya, saya terus mengikuti kelas dan aktivitas lainnya yang terkait dengan pekerjaan saya sebagai guru Pendidikan Agama Islam, seperti mengawasi kegiatan Pentas PAI, yang membutuhkan banyak waktu dan pemikiran, mulai dari pemilihan siswa hingga pembinaan dan terakhir pelaksanaan. Selain itu, saya dipercaya sebagai panitia kabupaten untuk pelaksanaan kegiatan tersebut. Saya menghadapi dilema etika dalam situasi seperti ini karena program guru penggerak, tanggung jawab mengajar, dan juga terkait dengan kegiatan PENTAS PAI yang harus saya ikuti dan laksanakan. Memiliki pemahaman yang baik tentang modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran memainkan peran penting di sini.
Seorang
pemimpin pembelajaran harus memahami bagaimana membuat keputusan yang tepat
dengan mempertimbangkan berbagai alasan dan bukannya hanya memandang satu hal
atau pihak. Namun, seorang guru harus selalu mempertimbangkan manfaat murid
saat membuat keputusan. yang, tentu saja, memasukkan prinsip-prinsip universal
yang berlaku dan berkembang di masyarakat.
Mereka yang bertanggung jawab untuk memastikan keberhasilan program pendidikan harus benar-benar memahami dengan selalu memperhatikan kebutuhan dan perkembangan potensi siswa. Semua keputusan harus dibuat secara bertanggung jawab. Sangat penting untuk bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat karena mereka telah mempertimbangkan 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan dalam situasi dilema etika.
B.
Aksi nyata ini dilakukan untuk mencapai tujuan berikut:
1.
Menerapkan
pemahaman dan pengetahuan yang diperoleh dari paket modul 3.1 tentang
Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran ke dalam pembelajaran
kepada siswa dan pelaksanaan tugas lainnya.
2.
Menjadi
praktik yang diharapkan yang dapat diikuti oleh rekan sejawat (guru lainnya).
3.
Membuat
keputusan yang berpihak kepada murid untuk membantu murid sebaik mungkin.
4.
Membantu
guru and murid menyelesaikan masalah dengan meningkatkan komunikasi dan
kolaborasi sesama guru, murid, dan orang tua/wali murid serta meningkatkan
peran wali kelas
5.
Menunjukkan
dan meningkatkan perhatian dan pelayanan kepada siswa yang perlu ditingkatkan
sambil mempertahankan kualitas.
6.
Saya
akan menjadi orang yang lebih baik jika saya melihat tantangan sebagai
tantangan.
7.
Melihat
anak sebagai peluang untuk meningkatkan kemampuan mereka. Saya percaya bahwa
setiap anak memiliki potensi.
8.
Jangan
putus asa dan percaya pada guru lain yang mungkin melakukan perubahan dengan
lambat. Saya tidak menjauh dari mereka; sebaliknya, saya berbicara dengan guru
yang tidak memahami atau tidak ingin melakukan perubahan dengan using
pendekatan batin untuk dapat mengubah paradigma.
9.
Menyadari
bahwa ada waktu yang cukup untuk belajar dari guru lain. Dibandingkan dengan
inovasi, waktu untuk berkolaborasi sebagai satu tim orang dewasa di sekolah
sangat penting.
10.
Berkolaborasi
dengan guru lain dan kepala sekolah untuk menemukan paradigma Proses
pengambilan keputusan
11. Mengakui bahwa PGP pada dasarnya adalah program yang dimaksudkan untuk dan oleh expert. untuk melepaskan bakat yang mungkin ada pada anak-anak,
12. Mengakui bahwa setiap anak itu unik dan mengakui potensi yang terkandung dalam setiap siswa dan pendidik di sekitarnya.
C. Tolak Ukur dari Aksi nyata ini adalah:
Tujuan
utama dari aksi nyata ini adalah untuk menyelesaikan masalah tanpa membuat
orang dirugikan (melayani murid dan memenuhi tugas pribadi guru).
Informasi
dan pemahaman tentang strategy penyelesaian masalah yang berkaitan dengan dilema
etika,
Pengelolaan
diri terutama berkaitan dengan manajemen waktu sehingga setiap tugasnya dapat
diselesaikan sesuai dengan prioritasnya saat ini.
Munculnya
kesadaran sosial, yang berarti dapat berbagi informasi dan pengalaman dengan
teman sejawat, terutama di sekolah.
Ketika
dihadapkan pada masalah etika yang harus diselesaikan, keputusan diambil.
Terjalinnya
konsultasi, komunikasi, dan kerja sama yang efektif dengan seluruh stakeholder
yang ada untuk memberikan layanan terbaik kepada siswa.
D. Hasil Aksi Nyata
E. Linimasa Tindakan yang dilakukan
F. Dukungan yang dibutuhkan
2.
Feeling / Perasaan
a.
Saat
merencanakan tindakan nyata, saya dihadapkan pada paradigma dilema etika jangka
pendek versus jangka panjang. Dilema ini menentukan apakah program pendidikan
guru penggerak harus menjadi prioritas? Sedangkan di satu sisi saya harus
memberikan pelayanan kepada murid (pembelajaran), dan di sisi lain, memberikan
bimbingan latihan siswa untuk mempersiapkan Pentas PAI.
b.
Melalui
elaborasi pemahaman bersama instruktur, diskusi dengan fasilitator, dan
dukungan dari pengajar praktik dan calon guru penggerak, , dan belajar secara
mandiri, saya melakukan metakognisi terhadap materi pengambilan keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran dengan mengambil prinsip resolusi yakni Berpikir
berbasis hasil akhir (End-based thinking). Artinya, keputusan yang diambil
untuk kebaikan orang banyak.
c.
Selanjutnya
saya menerapkan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan. Mulai dari
mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat,
mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, melakukan pengujian benar atau salah: Uji
Legal (Apakah ada pelanggaran hukum dalam situasi ini), Uji
Regulasi/profesionalitas (Apakah ada pelanggaran peraturan/ kode etik), Uji
Intuisi (Menurut intuisi/perasaan kita, apa ada yang salah), Uji Halaman Depan
Koran Apabila hal ini dipublikasikan (warga di luar sekolah tahu), apakah akan
merasa malu dan tidak nyaman), dan Uji panutan/idola (apa yang dilakukan orang
bijak jika masalah ini terjadi), Pengujian paradigma Benar Lawan Benar,
melakukan prinsip resolusi, Investigasi opsi trilemma (Apakah ada sebuah
penyelesaian yang kreatif lainnya yang tidak terpikir sebelumnya untuk
menyelesaikan masalah ini), membuat Keputusan dan terakhir melihat kembali
keputusan dan merefleksikan.
Setelah
melakukan tindakan di atas, saya merasa lebih optimis saat memutuskan untuk
tetap menjalankan tugas-tugas program jangka pendek sebagai guru, pembimbing,
dan pelatih siswa dalam persiapan PENTAS PAI, serta tugas-tugas sebagai calon
guru penggerak, yang merupakan program jangka panjang dengan tenggat waktu
penugasannya lebih lama, sehingga saya dapat melakukannya secara seimbang dan
dengan cara yang efektif dan efisien mengatur waktu. Oleh karena itu, saya
dapat melakukan pengimbasan kepada pendidik dan tenaga kependidikan dengan
penuh semangat.
3. Finding/Pembelajaran
Dilema
etika yang saya hadapi telah mengajarkan saya beberapa hal, seperti:
a.
Sebagai
pemimpin pembelajaran, kita harus memiliki kemampuan daya tahan, juga dikenal
sebagai resiliensi (daya lenting), agar kita dapat beradaptasi dengan berbagai
kondisi dan kesulitan.
b.
Guru
harus menyadari bahwa dia adalah satu-satunya yang dapat menyelesaikan banyak
tugas dan tanggung jawab.
c.
Agar
semua tugas guru dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan prioritas yang
ada, guru harus memiliki keterampilan pengelolaan diri, khususnya dalam hal
manajemen waktu.
d.
Guru
harus memiliki kesadaran sosial, yang berarti mereka dapat berbagi pengetahuan
dan pengalaman dengan rekan sejawat, terutama di satu sekolah.
e.
Seorang
pemimpin pembelajaran harus memiliki kemampuan untuk membuat keputusan.
f. Guru harus secara aktif berkonsultasi, berkomunikasi, dan bekerja sama dengan seluruh stakeholder yang ada dalam rangka memberikan pelayanan secara optimal kepada murid
4.
Future/Penerapan
Aksi nyata ini sangat penting sekali sebagai
bekal dan melatih diri untuk pengambilan keputusan yang bermaslahat bagi
kebanyakan. Saya akan memperkenalkan tahapan 9 langkah pengambilan keputusan
kepada rekan yang paling dekat dengan saya dulu, baru kemudian kepada yang
lain. Selain konsep-konsep tersebut, sudah tentu ada hal lain yang harus
diperhatikan yaitu norma dan sopan santun.
Assalamualaikum wr. wb.
Untuk latihan soal PAI kelas 9 silahkan klik tautan berikut ini :
Keterangan : Soal boleh dikerjakan berkali-kali
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh….
Saya Heni Fatmawati Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. Pada kesempatan ini saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwimingguan pada Modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak.
Jurnal ini sebagai refleksi diri setelah selama dua minggu kedua mengikuti kegiatan Pendidikan CGP yang kedepannnya akan ditulis secara rutin selama dua mingguan sebagai tugas yang harus dikerjakan oleh seorang calon guru penggerak.
Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F: Fact; Feeling; Findings; dan Future, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni: Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.
Facts (Peristiwa)
Setelah saya mempelajari modul 1.2 mengenai Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak, maka kami melanjutkan ke materi 1.3 Visi Guru Penggerak yaitu :
Kegiatan Mulai dari diri :
Pada minggu ke 3 bulan November yaitu hari Rabu, 23 November 2022 saya mulai mempelajari materi mulai dari diri yaitu:
Pada tugas ini, artikulasikanlah nilai-nilai, filosofi, harapan atas murid di sekolah yang Bapak/Ibu yakini dalam sebuah VISI. Pastikan kalimat-kalimat yang digunakan memiliki makna tersendiri bagi Bapak/Ibu secara pribadi sehingga ketika dibaca, kalimat itu akan menyemangati Bapak/Ibu sendiri, sekaligus menggerakkan hati tiap orang yang turut membacanya. Lewat kalimat itu, Bapak/Ibu harus menggambarkan seberapa berharga visi tersebut hingga patut diperjuangkan pencapaiannya.
Refleksi Mandiri 1
membuat visi tentang murid. Untuk membantu Bapak/Ibu dalam memaknai bagaimana pentingnya visi tentang murid, mari kita membuat “gambar” yang bertemakan “Imajiku tentang murid di masa depan”. Buatlah satu gambar mengenai murid yang Bapak/Ibu dambakan 5-10 tahun mendatang. Sertakan juga dalam gambar itu, lingkungan pembelajaran yang sesuai untuk murid sebagaimana Bapak/Ibu cita-citakan. Gambarkan situasi murid, peran guru, juga suasana sekolah sesuai dengan cita-cita Bapak/Ibu. Konsentrasikan diri pada substansi pesan pribadi Bapak/Ibu bukan pada keindahan gambarnya.
Refleksi Mandiri 2
Membuat sebuah paragraf utuh yang dapat menggambarkan visi tentang sekolah yang di impikan dengan melanjutkan kalimat rumpang yang telah diberikan.
Saya memimpikan murid-murid yang cerdas, pintar, berkarakter baik dan berakhlak mulia
Saya percaya bahwa murid adalah mempunyai potensi yang berbeda-beda
Di sekolah, saya mengutamakan kebutuhan peserta didik
Murid di sekolah saya sadar betul bahwa Pendidikan itu sangat diperlukan
Saya dan guru lain di sekolah saya yakin untuk mendidik murid supaya mempunyai karakter yang baik dan berakhlak mulia
Saya dan guru lain di sekolah saya paham bahwa mendidik murid untuk pintar dan berkarakter itu tidak mudah
Refleksi Mandiri 3
Susunlah rumusan VISI Bapak/Ibu dalam kalimat-kalimat yang menggunakan kata bermakna kuat, spesifik, berorientasi masa depan, menekankan potensi yang ada sehingga khas menggambarkan murid dan sekolah dalam konteks yang sesuai dengan kenyataan Bapak/Ibu masing-masing.
Visi
Mewujudkan siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berprestasi dan berjiwa mandiri
Pendampingan Individu
Pada hari Rabu, Tanggal 25 November 2022, saya mendapatkan pendampingan individu dengan pengajar praktik (PP) yaitu Ibu Lilis Lisnayati, S.Pd. Pendampingan ini berlangsung selama 3 jam, dimulai sekitar pukul 08.00 sampai pukul 11.00. Dalam pendampingan individu ini mendapatkan banyak arahan dan masukan untuk kemajuan CGP dalam penerapan keseharian di sekolah. Penerapan falsafah KHD di lingkungan sekolah dan bagaimana menularkan ke teman sejawat. Kendala-kendala yang saya hadapi, kekuatan yang saya miliki dan mendapatkan masukan dari Ibu Pengajar Praktik.
Eksplorasi Konsep
Pada kegiatan ini yaitu ekplorasi konsep tentang berbagi visi murid impian. Kegiatan ini saya diarahkan dapat merumuskan visi sebagai guru penggerak yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila dan pada eksplorasi konsep saya belajar memahami pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam pendidikan. Selain itu saya juga belajar memahami mengapa dan bagaimana manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan. disitu saya juga belajar tentang tahapan BAGJA yaitu B-uat pertanyaan, A-mbil pelajaran, G-ali mimpi, J-abarkan rencana dan A-tur eksekusi. Pada tanggal 24 November 2022 diadakan forum diskusi lewat LMS. Disini kita saling diskusi menyampaikan pendapat dan mengomentari pendapat teman lain. Tetapi saya mengerjakan pada tanggal 25 November 2022 dan 30 November 2022.
Apa hal yang mencerahkan saya sebagai pendidik di sepanjang proses menyusun visi pribadi saya itu?
Saya jadi mengetahui alur ATAP dan Bagja dalam membuat sebuah visi.
Bagaimana saya membayangkan penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks saya sehari-hari sebagai pendidik?
Ruang Kolaborasi
Kegiatan Ruang Kolaborasi Sesi 1:
Pada tanggal 25 November 2022 di mulai ruang kolaborasi Modul 1.3 Visi Guru Penggerak, Saya termasuk ke dalam Kelas B dimulai pada Pukul 18.30 s.d 20.45 WIB.
Kegiatan ini dipimpin oleh Fasilitator Ibu Ida Siti Faridah, S.Pd., M.Pd. Berdiskusi tentang Visi Guru Penggerak.
Sebelum kegiatan diskusi berlangsung, Ibu Fasilitator memberikan penjelasan dan pemahaman tentang bagaimana cara menyusun Visi Guru Penggerak dan prakarsa perubahan dengan alur BAGJA.
Dalam ruang kolaborasi 1 dibentuk 3 kelompok dengan penugasan diskusi menyusun rencana BAGJA dari kalimat prakarsa perubahan sebagai bentuk ejawantah visi yang mempertimbangkan Profil Pelajar Pancasila, aset, dan operasionalisasi pencapaiannya. Saya masuk di kelompok 2 bersama Bu Indriyani, Bu Diana dan Pak Gigin Ginanjar. Dalam sesi diskusi saya dan anggota kelompok merumuskan visi sebagai guru penggerak dan harus disepakati satu kelompok kemudian kita harus membuat sebuah prakarsa perubahan dan kita juga harus membuat tahapan BAGJA sesuai dengan prakarsa perubahan kita yang telah disepakati satu kelompok. Diskusi berlangsung sangat kolaboratif dan saling menghargai pendapat masing-masing sehingga diperoleh satu kesepahaman.
Kegiatan Ruang Kolaborasi Sesi 2:
Pada tanggal 28 November 2022 Kelas B pukul 18.30 sampai dengan pukul 20.45 WIB. Kegiatan ini dipimpin oleh Fasilitator Ibu Ida Siti Faridah, S.Pd., M.Pd . Presentasi hasil diskusi kelompok tentang Visi Guru Penggerak yang telah dilaksanakan pada ruang kolaborasi 1 dan umpan balik. Diskusi begitu mengasyikan, terjadi tukar pendapat sehingga menambah pemahaman kami tentang bagaimana membuat visi jelas, focus, realistis dan membumi, bagaimana membuat Prakarsa perubahan dengan alur BAGJA.
Tugas Ruang Kolaborasi :
Lokakarya 1
Pada tanggal 27 November saya mengikuti kegiatan lokakarya 1 di SMP Negeri 1 Cijeungjing dari jam 08.00 sd jam 16.00 WIB. Dalam lokakarya tersebut saya tergabung dalam kelas C yang terdiri dari 3 (tiga) pengajar praktik. Kami mendapatkan materi pembelajaran dari Pengajar Praktik tentang kepemimpinan dalam diri, mengalami diskusi komunitas praktisi, dan komunitas praktisi di sekelilingku.
Demonstrasi Kontekstual
Pada tanggal 29 November sampai 4 Desember 2022 kami harus mempelajari materi demonstrasi kontekstual dan harus membuat tugasnya yaitu CGP membuat prakarsa perubahan diri berdasarkan visi yang telah dibuatnya di Tugas Individu 1, dan CGP menyusun BAGJA berdasarkan kalimat prakarsa perubahan diri yang telah dibuat.
Pada tugas Demonstrasi Kontekstual kali ini, Bapak/Ibu diminta membuat rancangan tindakan perubahan berdasarkan tahapan B-A-G-J-A untuk mulai melakukan perubahan pada diri sendiri sehingga semakin berdaya dalam berpihak pada murid. Temukan potensi dan kekuatan, juga hal baru dalam diri Bapak/Ibu yang dapat membawa manfaat untuk murid. Tugas dibuat dalam bentuk video dan di unggah ke LMS.
Tugas Demontrasi kontekstual :
Elaborasi Pemahaman
Pada tanggal 1 Desember 2022 kami menyampaikan pertanyaan di LMS yang menguatkan pemahaman modul 1.3. Pada tanggal 2 Desember 2022 kami melaksanakan Kegiatan Web Meeting dengan Instruktur Bapak Yummy Pilipus Markus Pedjaga Waktu : Sesi 1 (13.00-14.30 WIB). Disini kami telah belajar antara lain menentukan kalimat visi yang sesuai profil pelajar Pancasila, menentukan prakarsa perubahan yang menantang, bermakna kontekstual dan relevan, memahami bahwa prakarsa perubahan adalah bagian dari visi yang akan dicapai, membuat tahapan BAGJA untuk rencana perubahan ditempat dimana kita berkarya menggunakan paradigma dan pendekatan inkuiri apresiatif dan menjalankan semua rencana perubahan tersebut ditempat kita berkarya.
Koneksi Antar-Materi
Bagian ini adalah pengaitan antarmateri yang sudah saya pelajari mulai dari modul 1.1, 1.2, dan 1.3. Tugas di bagian ini adalah menjawab kaitan peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan profil pelajar Pancasila pada murid-murid dengan paradigma inkuiri apresiatif. Selain itu, saya juga harus membuat revisi dan merumuskan dengan penuh keyakinan, visi yang telah dibuat berdasarkan jawaban pertanyaan di atas, ke dalam sebuah visi yang membuat saya bersemangat ketika membacanya, dan menggerakkan hati setiap orang yang membacanya.
KONEKSI ANTAR MATERI
1.3.a.8. Koneksi Antar Materi -- Modul 1.3.
Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai kaitan peran pendidik dalam mewujudkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada murid-muridnya dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA) di sekolah Bapak/Ibu?
Menurut pemahaman saya antara modul 1.1, modul 1.2, dan modul 1.3 saling terkait satu sama lain. Bahwa dalam menyusun Visi Guru Penggerak akan berhubungan dengan:
1. Profil Pelajar Pancasila sesuai dengan filosofi pemikiran KHD
2. Peran dan Nilai Guru Penggerak
3. Inkuiri Apresiatif melalui tahapan B-A-G-J-A
Merefleksikan dan Mengaitkan Pemahaman Antar Modul. Peran Pendidik dalam Mewujudkan Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara, Profil Pelajar Pancasila, dan Inkuiri Apresiatif (IA)
Dalam modul 1.3 kita belajar tentang visi guru penggerak
Visi berdasarkan KBBI adalah
kemampuan untuk melihat pada inti persoalan
pandangan atau wawasan ke depan
kemampuan untuk merasakan sesuatu yang tidak tampak melalui kehalusan jiwa dan ketajaman penglihatan
apa yang tampak dalam khayalan
penglihatan atau pengamatan.
Menurut Arry Akhmad Arman, visi adalah pernyataan yang mendefinisikan sesuatu yang ingin dicapai seseorang/ sebuah organisasi dimasa mendatang. Sedangkan untuk visi guru penggerak yaitu suatu cita-cita atau impian yang ingin diwujudkan oleh seorang guru penggerak terkait sosok murid atau sekolah impian dimasa mendatang.
Mengapa harus memiliki visi guru penggerak, karena visi :
1 . Sebagai sumber motivasi,
2. Dapat melihat kondisi saat ini sebagai garis “start” dengan membayangkan garis “finish” seperti apa yang diinginkan,
3. Panduan atau pedoman dalam menyusun strategi yang diperlukan.
Kaitan antar modul 1.3 visi guru penggerak dengan modul 1.1 filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu Visi harus sejalan dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD) (2009) bahwa “peran pendidik adalah menuntun segala kodrat pada anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya.
Sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dwantara yaitu Melalui pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan harus menuntun murid menjadi manusia merdeka. Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir dan batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar pada kekuatan sendiri. Pendidikan harus mampu menciptakan ruang bagi murid untuk tumbuh secara utuh agar mampu memulaikan dirinya dan orang lain (merdeka batin), dan menjadi mandiri (merdeka lahir).
Kaitan Visi Guru peggerak dengan Nilai dan Peran Guru penggerak harus sejalan dan mampu mewujudkan generasi Indonesia yang berprofil pelajar Pancasila. Untuk mewujudkan visi tersebut, guru penggerak harus memiliki nilai-nilai guru penggerak yaitu berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif, dan inovatif dan menerapkan peran guru penggerak:
Menjadi pemimpin pembelajaran,
Menggerakkan komunitas praktisi,
Menjadi coach bagi guru lain,
Mewujudkan kepemimpinan murid, dan
Mendorong kolaborasi antar guru dan stakeholder.
Visi guru penggerak dapat terwujud apabila guru penggerak menerapkan nilai-nilai dan perannya serta visi yang yang dimiliki itu terukur, konkrit, direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis. Untuk mencapai hal tersebut Guru penggerak dapat menerapkan pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA). Inkuiri Apresiatif (IA) adalah pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan (David Cooperrider, 2015) IA menggunakan prinsip –prinsip utama psikologi positif di sekolah. Implementasi IA dimulai dengan mengidentifikasi hal-hal baik di sekolah, mencari cara mempertahankan hal-hal baik tersebut dan memunculkan strategi untuk meningkatkan hal tersebut kearah yang lebih baik.
Pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) ini dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan tahapan BAGJA yaitu buat pertanyaan, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana, atur eksekusi. Dengan tahapan tersebut maka BAGJA prakarsa perubahan mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan karakter dan kemandirian peserta didik.
Adapun visi saya sebagai calon Guru Penggerak adalah: "Mewujudkan siswa yang berprestasi, beriman dan bertakwa kepada allah swt., berkarakter, dan berakhlak mulia”
Berprestasi adalah Mempunyai prestasi dalam suatu hal (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).
Beriman dan bertakwa kepada allah swt adalah senantiasa percaya akan Tuhan dengan cara melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan Tuhan Yang Maha Esa.
Berkarakter, artinya berkepribadian, berperilaku, bersifat, serta berwatak.
Berakhlak mulia: Siswa yang mempunyai sikap dan tingkah laku yang baik atau bersikap terpuji terhadap Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, alam semesta, dan negara.
Untuk mewujudkan mimpi dan visi tersebut sesuai dengan tahapan B-A-G-J-A, yaitu:
Buat pertanyaan
Ambil pelajaran
Gali mimpi
Jabarkan rencana
Atur eksekusi
AKSI NYATA
Visi Guru Penggerak :
Mewujudkan siswa yang berprestasi, beriman dan bertakwa kepada allah swt., berkarakter, dan berakhlak mulia
Prakarsa Perubahan :
Menggali potensi siswa dengan Kegiatan ekstrakurikuler dan pembiasaan di sekolah
Refleksi :
Pada kegiatan refleksi saya menuliskan pada jurnal refleksi mengenai pengalaman, perasaan dan pembelajaran apa yang saya dapatkan selama proses aksi nyata. Saya juga membuat rencana tindak lanjut mengenai apa yang akan saya perbaiki dan saya tingkatkan dari aksi nyata yang telah dilaksanakan.
Feelings (Perasaan)
Setelah mempelajari modul ini, tentang visi guru penggerak, adalah senang, menemukan ilmu baru dan semakin termotivasi untuk semangat dalam menjalankan pendidikan guru penggerak. Selain itu saya juga bersemangat dalam menerapkan dan menjalankan visi dan menjalankan rencana perubahan yang sudah saya rumuskan. Semangat dan motivasi saya ini akan membuat aura positif dalam menjalankan prakarsa perubahan saya sehingga visi saya akan terwujud
Findings (Pembelajaran)
Setelah mempelajari modul 1. 3 ini saya dapat mengetahui bahwa dalam memimpin perubahan positif harus berpikir strategi dan memahami inquiri apresiatif sebagai paradigma. Tahapan BAGJA merupakan model manajemen perubahan yang merupakan akronim dari Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi sebagai terjemahan bebas yang diadopsi dari model 5D sebagai bagian dari inkuiri apresiati (Define, Discover, Dream, Design, Deliver). Dalam menyusun BAGJA dapat melalui Amati, tiru, dan modifikasi
Untuk melakukan perubahan yang positif tidak harus bermula dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada ,namun kita fokuskan pada kekuatan apa yang telah kita miliki sehingga sehingga pemikiran kita diarahkan arah yang positif. Selain itu saya juga dapat merumuskan visi sebagai Guru penggerak, merumuskan prakarsa perubahan dan membuat tahapan BAGJA.
Future (penerapan)
Setelah mempelajari modul 1.3 ini yaitu tentang visi guru penggerak maka saya akan berusaha menerapkan dan mewujudkan visi yaitu "Mewujudkan siswa yang berprestasi, beriman dan bertakwa kepada allah swt., berkarakter, dan berakhlak mulia”. Dan saya akan menerapkan prakarsa perubahan yang saya rumuskan yaitu "Menggali potensi siswa dengan Kegiatan ekstrakurikuler dan pembiasaan di sekolah." Prakarsa perubahan ini sudah saya rencanakan sesuai dengan alur BAGJA, dengan membuat pertanyaan bertahap dari alur BAGJA tersebut. Saya juga akan melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid dan melakukan pembelajaran yang nyaman . Saya juga akan terus berinovasi dalam mengembangkan ide dalam pembelajaran. Oleh karena itu saya harus melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat dan pihak sekolah untuk mewujudkan visi dan prakarsa perubahan saya sebagai guru penggerak.