ULANGAN HARIAN

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdQUyr8cGIzhUwqd393StKLjG-h_wcUpHrbb5ippne1DbNTpw/viewform?usp=sf_link

Selasa, 23 Mei 2023

REFLEKSI AKSI NYATA MODUL 3.1. a. 9 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Saya Heni Fatmawati Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. Pada kesempatan ini saya akan menulis mengenai  Refleksi Aksi Nyata pada Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Dalam menulis refleksi Aksi Nyata ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F: Fact; Feeling; Findings; dan Future, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P yakni: Peristiwa; Perasaan; Pembelajaran; dan Penerapan.


1. Peristiwa (Facts):

A.   Latar Belakang

Hari-hari terasa cepat berkat program Pendidikan Guru Penggerak yang saya ikuti. Ini karena kegiatan yang padat dengan membutuhkan banyak kerja dan pemikiran. Saya sangat bersyukur telah diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan oleh Kemendikbud Ristek. Fokus dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan pemimpin pembelajaran yang memiliki nilai, posisi, dan keterampilan yang dapat mempengaruhi komunitas pembelajaran di sekolah, terutama siswa. Diharapkan dengan program ini, siswa akan memiliki profil pelajar pancasila dan memiliki lebih banyak kebebasan belajar. Salah satu tugas guru adalah memimpin dan mengarahkan pertumbuhan siswanya, menurut filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, yang menjadi dasar kurikulum Program Pendidikan Guru Penggerak ini. Sebaliknya, saya terus mengikuti kelas dan aktivitas lainnya yang terkait dengan pekerjaan saya sebagai guru Pendidikan Agama Islam, seperti mengawasi kegiatan Pentas PAI, yang membutuhkan banyak waktu dan pemikiran, mulai dari pemilihan siswa hingga pembinaan dan terakhir pelaksanaan. Selain itu, saya dipercaya sebagai panitia kabupaten untuk pelaksanaan kegiatan tersebut. Saya menghadapi dilema etika dalam situasi seperti ini karena program guru penggerak, tanggung jawab mengajar, dan juga terkait dengan kegiatan PENTAS PAI yang harus saya ikuti dan laksanakan. Memiliki pemahaman yang baik tentang modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran memainkan peran penting di sini.

Seorang pemimpin pembelajaran harus memahami bagaimana membuat keputusan yang tepat dengan mempertimbangkan berbagai alasan dan bukannya hanya memandang satu hal atau pihak. Namun, seorang guru harus selalu mempertimbangkan manfaat murid saat membuat keputusan. yang, tentu saja, memasukkan prinsip-prinsip universal yang berlaku dan berkembang di masyarakat.

Mereka yang bertanggung jawab untuk memastikan keberhasilan program pendidikan harus benar-benar memahami dengan selalu memperhatikan kebutuhan dan perkembangan potensi siswa. Semua keputusan harus dibuat secara bertanggung jawab. Sangat penting untuk bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat karena mereka telah mempertimbangkan 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan dalam situasi dilema etika.

B. Aksi nyata ini dilakukan untuk mencapai tujuan berikut:

1.     Menerapkan pemahaman dan pengetahuan yang diperoleh dari paket modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran ke dalam pembelajaran kepada siswa dan pelaksanaan tugas lainnya.

2.     Menjadi praktik yang diharapkan yang dapat diikuti oleh rekan sejawat (guru lainnya).

3.     Membuat keputusan yang berpihak kepada murid untuk membantu murid sebaik mungkin.

4.     Membantu guru and murid menyelesaikan masalah dengan meningkatkan komunikasi dan kolaborasi sesama guru, murid, dan orang tua/wali murid serta meningkatkan peran wali kelas

5.     Menunjukkan dan meningkatkan perhatian dan pelayanan kepada siswa yang perlu ditingkatkan sambil mempertahankan kualitas.

6.     Saya akan menjadi orang yang lebih baik jika saya melihat tantangan sebagai tantangan.

7.     Melihat anak sebagai peluang untuk meningkatkan kemampuan mereka. Saya percaya bahwa setiap anak memiliki potensi.

8.     Jangan putus asa dan percaya pada guru lain yang mungkin melakukan perubahan dengan lambat. Saya tidak menjauh dari mereka; sebaliknya, saya berbicara dengan guru yang tidak memahami atau tidak ingin melakukan perubahan dengan using pendekatan batin untuk dapat mengubah paradigma.

9.     Menyadari bahwa ada waktu yang cukup untuk belajar dari guru lain. Dibandingkan dengan inovasi, waktu untuk berkolaborasi sebagai satu tim orang dewasa di sekolah sangat penting.

10.  Berkolaborasi dengan guru lain dan kepala sekolah untuk menemukan paradigma Proses pengambilan keputusan

11.  Mengakui bahwa PGP pada dasarnya adalah program yang dimaksudkan untuk dan oleh expert. untuk melepaskan bakat yang mungkin ada pada anak-anak,

12.  Mengakui bahwa setiap anak itu unik dan mengakui potensi yang terkandung dalam setiap siswa dan pendidik di sekitarnya.

C. Tolak Ukur dari Aksi nyata ini adalah:

Tujuan utama dari aksi nyata ini adalah untuk menyelesaikan masalah tanpa membuat orang dirugikan (melayani murid dan memenuhi tugas pribadi guru).

Informasi dan pemahaman tentang strategy penyelesaian masalah yang berkaitan dengan dilema etika,

Pengelolaan diri terutama berkaitan dengan manajemen waktu sehingga setiap tugasnya dapat diselesaikan sesuai dengan prioritasnya saat ini.

Munculnya kesadaran sosial, yang berarti dapat berbagi informasi dan pengalaman dengan teman sejawat, terutama di sekolah.

Ketika dihadapkan pada masalah etika yang harus diselesaikan, keputusan diambil.

Terjalinnya konsultasi, komunikasi, dan kerja sama yang efektif dengan seluruh stakeholder yang ada untuk memberikan layanan terbaik kepada siswa.

D. Hasil Aksi Nyata

  • Terlaksananya dengan baik rancangan Aksi nyata sebagai satu tugas yang harus dilaksanakan Calon Guru Penggerak
  • Optimalisasi peran guru dalam memberikan pelayanan kepada murid.
  • Menyelesaikan masalah yang dihadapi di sekolah dengan tidak ada yang merasa dirugikan.

E. Linimasa Tindakan yang dilakukan

  1. 1.    Konsultasi dengan Kepala Sekolah
  2. 2.    Komunikasi dan koordinasi dengan guru dan segenap stakeholder yang ada bdi sekolah
  3. 3.    Komunikasi dengan murid
  4. 4.    Pelaksanaan pengembilan keputusan
  5. 5.    Refleksi dan Tindak lanjut

F. Dukungan yang dibutuhkan

  • 1.    Kebijakan Kepala Sekolah
  • 2.    Komitmen Guru
  • 3.    Komitmen murid
  • 4.    Sarana dan Prasarana

2. Feeling / Perasaan

a.    Saat merencanakan tindakan nyata, saya dihadapkan pada paradigma dilema etika jangka pendek versus jangka panjang. Dilema ini menentukan apakah program pendidikan guru penggerak harus menjadi prioritas? Sedangkan di satu sisi saya harus memberikan pelayanan kepada murid (pembelajaran), dan di sisi lain, memberikan bimbingan latihan siswa untuk mempersiapkan Pentas PAI.

b.    Melalui elaborasi pemahaman bersama instruktur, diskusi dengan fasilitator, dan dukungan dari pengajar praktik dan calon guru penggerak, , dan belajar secara mandiri, saya melakukan metakognisi terhadap materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan mengambil prinsip resolusi yakni Berpikir berbasis hasil akhir (End-based thinking). Artinya, keputusan yang diambil untuk kebaikan orang banyak.

c.    Selanjutnya saya menerapkan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan. Mulai dari mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, melakukan pengujian benar atau salah: Uji Legal (Apakah ada pelanggaran hukum dalam situasi ini), Uji Regulasi/profesionalitas (Apakah ada pelanggaran peraturan/ kode etik), Uji Intuisi (Menurut intuisi/perasaan kita, apa ada yang salah), Uji Halaman Depan Koran Apabila hal ini dipublikasikan (warga di luar sekolah tahu), apakah akan merasa malu dan tidak nyaman), dan Uji panutan/idola (apa yang dilakukan orang bijak jika masalah ini terjadi), Pengujian paradigma Benar Lawan Benar, melakukan prinsip resolusi, Investigasi opsi trilemma (Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif lainnya yang tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini), membuat Keputusan dan terakhir melihat kembali keputusan dan merefleksikan.

Setelah melakukan tindakan di atas, saya merasa lebih optimis saat memutuskan untuk tetap menjalankan tugas-tugas program jangka pendek sebagai guru, pembimbing, dan pelatih siswa dalam persiapan PENTAS PAI, serta tugas-tugas sebagai calon guru penggerak, yang merupakan program jangka panjang dengan tenggat waktu penugasannya lebih lama, sehingga saya dapat melakukannya secara seimbang dan dengan cara yang efektif dan efisien mengatur waktu. Oleh karena itu, saya dapat melakukan pengimbasan kepada pendidik dan tenaga kependidikan dengan penuh semangat.

3. Finding/Pembelajaran

Dilema etika yang saya hadapi telah mengajarkan saya beberapa hal, seperti:

a.    Sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus memiliki kemampuan daya tahan, juga dikenal sebagai resiliensi (daya lenting), agar kita dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi dan kesulitan.

b.    Guru harus menyadari bahwa dia adalah satu-satunya yang dapat menyelesaikan banyak tugas dan tanggung jawab.

c.    Agar semua tugas guru dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan prioritas yang ada, guru harus memiliki keterampilan pengelolaan diri, khususnya dalam hal manajemen waktu.

d.    Guru harus memiliki kesadaran sosial, yang berarti mereka dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan rekan sejawat, terutama di satu sekolah.

e.    Seorang pemimpin pembelajaran harus memiliki kemampuan untuk membuat keputusan.

f.     Guru harus secara aktif berkonsultasi, berkomunikasi, dan bekerja sama dengan seluruh stakeholder yang ada dalam rangka memberikan pelayanan secara optimal kepada murid

4. Future/Penerapan

Aksi nyata ini sangat penting sekali sebagai bekal dan melatih diri untuk pengambilan keputusan yang bermaslahat bagi kebanyakan. Saya akan memperkenalkan tahapan 9 langkah pengambilan keputusan kepada rekan yang paling dekat dengan saya dulu, baru kemudian kepada yang lain. Selain konsep-konsep tersebut, sudah tentu ada hal lain yang harus diperhatikan yaitu norma dan sopan santun.