ULANGAN HARIAN

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdQUyr8cGIzhUwqd393StKLjG-h_wcUpHrbb5ippne1DbNTpw/viewform?usp=sf_link

Senin, 12 Desember 2022

REMIDIAL PAI PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) 2022/2023

 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

Untuk Remidial Penilaian Akhir Semester (PAS) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 8 dan kelas 9 silahkan klik tautan berikut ini:


Selasa, 08 November 2022

Jurnal Refleksi Dwimingguan ke-1

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN KE-1

Perkenalkan nama saya Heni Fatmawati, saya adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 7  dari SMP Negeri 3 Ciamis Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Pada kesempatan ini saya akan membuat sebuah jurnal  refleksi tentang perjalanan menjadi Calon Guru Penggerak Dwimingguan ke-1.

Jurnal refleksi saya ini akan menggunakan Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan sebagai berikut (disesuaikan dengan yang sedang terjadi pada saat penulisan jurnal):

1. Facts (Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut? 

2. Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut. 

3. Findings (Pembelajaran): Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini? 

4. Future (Penerapan): Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?


Alhamdulillah wasyukurillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah mentakdirkan saya lolos tahapan seleksi guru penggerak angkatan 7. Setelah sebelumnya melalui beberapa tahapan tes, mulai dari tes tahap 1, yaitu tes administrasi, dan tes tahap 2 yaitu simulasi mengajar dan wawancara. walaupun saya pada saat tes simulasi dan wawancara dalam keadaan hamil tua. Alhamdulillah saya dinyatakan lulus dalam  seleksi tahap ke-2 dan berhak mengikuti Diklat Pendidikan Calon Guru Penggerak. Setelah mengunggah Pakta Integritas pada laman SimPKB Guru Penggerak, maka  calon guru penggerak (CGP) dapat mengikuti rangkaian program Pendidikan dan pelatihan dari BBGP Provinsi Jawa Barat. Diklat ini berbentuk daring dan luring. Untuk daring  diklat ini menggunakan LMS (Learning Management System). Saya menjadi salah satu dari 18.079 peserta Pendidikan Guru Penggerak yang akan bersama-sama belajar dan berproses selama kurang lebih 6 bulan. 

1.   Facts (Peristiwa)

Program guru penggerak angkatan 7 ini dibuka oleh menteri pendidikan dan kebudayaan riset dan teknologi yaitu bapak  Nadiem Makarim, yang biasa di sapa mas menteri pada hari tanggal 20 Oktober 2022 pukul 11.00 WIB secara langsung melalui zoom dan kanal YouTube Ditjen GTK Kemdikbud RI. Selain Mas Menteri pada saat pembukaan dihadiri juga oleh Plt. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek RI Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. yang juga sebagai Nara sumber pada pembukaan itu. Pembukaan juga dihadiri oleh BBGP se-Indonesia, Fasilitator, instruktur, penagjar praktik dan calon guru penggerak itu sendiri. Setelah pembukaan dilanjutkan dengan pengarahan dari Kepala BBGP propinsi Jawa Barat.
Pada hari Jum'at tanggal 21 Oktober 2022 dimulai Pre Test di LMS dengan waktu pengerjaan antara pukul 08.00 AM sampai 11.59 PM.
Pada hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2022 dilaksanakan Lokakarya Orientasi. Lokakarya ini bertempat di Aula SMPN 1 Cijeungjing. Pelaksanaannya mulai pukul 08.00 sampai pukul 15,15. Lokakarya orienatasi dihadiri oleh Kepala Dinas pendidikan Kabupaten Ciamis, yang pada waktu itu diwakili oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, yaitu  Bapak Endang Kuswana, S.IP., MM. sekaligus membuka Lokakarya tersebut. Adapaun peserta yang lainnya adalah Pengawas dari berbagai jenjang, pengajar praktik, calon guru penggerak dan kepala sekolahnya.

Pada hari Senin, 24 Oktober 2022 kegiatan pada LMS adalah 1.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.1, Moda: Mandiri.*Kegiatan ini merupakan kegiatan pembuka dari seluruh rangkaian materi belajar di Program Pendidikan Guru Penggerak. Pada kegiatan ini, CGP akan melakukan sebuah refleksi diri sejauh mana CGP mengenal dan memahami Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD).Dalam tahap ini sahabat belajar diminta melakukan refleksi berdasarkan pertanyaan-pertanyaan pemantik (tidak perlu ditulis di LMS) dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia di bawah terkait pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) di LMS berupa:

1.    Tulisan Reflektif Kritis: Buatlah sebuah tulisan reflektif kritis dengan jumlah minimum 300 kata dan maksimum 500 kata dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan panduan yang telah disediakan;

2.    Harapan dan Ekspektasi: Ungkapkan Harapan dan Ekspektasi Anda terkait dengan pembelajaran pada modul ini.

Tuliskan refleksi kritis, Harapan dan Ekspektasi pada LMS melalui menu New blog post.

Hari selanjutnya kegiatan pada forum diskusi dimana CGP harus aktif dalam forum diskusi itu.

Pada hari Selasa, 25 Oktober 2022 kegiatan pengenalan LMS dimulai pada pukul 08.00 WIB. Nara Sumber pada gmeet kali ini oleh Bapak Moch. Erwin Maulana dan Bapak Asep Winangun.

Untuk kegiatan selanjutnya yaitu eksplorasi konsep secara virtual, pada hari Rabu, 26 Oktober 2022, untuk waktu kelas A : mulai 13.30-15.00, untuk kelas B mulai 15.30-17.00.  Kegiatan ini dipandu oleh Fasilitator yaitu Ibu Ida Siti Faridah

Kegiatan selanjutnya setelah menyimak video dan membaca 3 (tiga) tulisan KHD. Hayati dan maknai pemikiran KHD sesuai dengan pengalaman dan konteks sosial budaya di daerah, lalu buatlah sebuah rekaman audio atau video berdurasi 1 hingga 2 menit yang memberikan ilustrasi diri sebagai “pembelajar” sekaligus “pemelajar” yang dapat menginternalisasi gagasan KHD. Unggah audio atau video yang dibuat ke Google drive. Jangan lupa untuk membuka akses file hasil rekaman di google drive dengan cara klik Dapatkan link/Get link.

Pada hari Kamis, 27 Oktober 2022 kegiatan kolaborasi secara virtual dari pukul 18.30-21.00. Kegiatan ini dipandu oleh Fasilitator

Pada hari Jum'at, 28 Oktober 2022 kegiatan kolaborasi sesi presentasi secara virtual dari pukul 15.00-17.30. Hasil dari kolaborasi sesi presentasi wajib diunggah di LMS.

Kegiatan selanjutnya yaitu demonstrasi kontektual. Pada kegiatan ini saya membuat sebuah puisi yang diunggah di YouTube.

Pada hari Kamis, 03 Nopember 2022 kegiatan Elaborasi melalui gmeet pada pukul 15.30-17.00 WIB yang dipandu oleh Instruktur yaitu Pa Aripuddin.

Kegiatan selanjutnya adalah koneksi antar materi modul 1.1. Waktu terakhir pengumpulan tanggal 08 Nopember 2022.

Kemudian sampailah pada kegiatan pembuatan jurnal Refleksi Dwimingguan.

2. Feelings (Perasaan)

Yang saya rasakan ketika kegiatan selama 2 mingguan itu sangatlah menguras emosi. Hal ini dikarenakan saya baru saja melahirkan, sehingga kesehatan belum pulih. Bahkan ketika pelaksanaan beberapa kali gmeet pun sambil mengemong bayi. Namun walaupun dalam keadaan seperti itu, alhamdulillah semua rangkaian kegiatan selama 2 Minggu bisa diikuti. Mudah-mudahan modul 1.1 bisa saya serap dan terapkan dalam proses pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.

3. Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran dan pengalaman  sangat berharga yang saya dapatkan dari mempelajari modul 1.1. Sebagai CGP saya mendapatkan banyak ilmu dari fasilitator, instruktur, pengajar praktik, dan dari teman sesama CGP. Banyak hal yang bisa saya terapkan ketika proses pembelajaran.

4. Future (Penerapan)

Hasil penerapan dari gagasan terkait pemikiran Ki Hajar Dewantara, peserta didik diberikan pendidikan yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Materi dan proses pembelajaran disesuaikan dengan alam lingkungan sekolah, serta dalam kemampuan mereka mengikuti perkembangan zaman. Adapun tantangan dan solusi dari penerapan pemikiran Ki Hajar Dewantara sesuai dengan konteks kelas dan sekolah, maka keteladanan seorang Guru dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman merupakan satu tantangan bagi guru untuk melaksanakannya, sedangkan menjadi penyemangat serta motivasi tersendiri bagi murid dalam belajar. Adapun solusi dari hal tersebut adalah guru harus benarbenar bersikap yang patut dan menjadi teladan bagi murid dan menguasai keterampilan abad 21 dengan memilih metode belajar yang menyenangkan. dengan menghadirkan permainan, karena bermain merupakan kodrat anak. Serta guru harus mampu memahami karakter murid.

Guru juga harus bisa menjadi guru yang mempunyai prinsip atau semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, apa bila di depan harus bisa menjadi suri tauladan bagi peserta didik, jika di tengah harus mampu membnagkitkan atau menggugah semangat, dan apabila di belakang harus bisa memberikan dorongan dan arahan kepada peserta didik

Guru bergerak - Indonesia maju 
Semangat!!! 

1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1


1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Perkenalkan nama saya Heni Fatmawati, saya adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 7  dari SMP Negeri 3 Ciamis Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Pada kesempatan ini saya akan membuat sebuah artikel tentang kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara, Artikel ini dibuat untuk melengkapi tugas modul 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1. 

Pertanyaan pemantik dalam membuat kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantaral: 

  1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari modul 1.1?
  2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? 
  3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?


KESIMPULAN DAN REFLEKSI  TERHADAP PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA


Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Menurut KHD (2009), “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”

Pendidikan adalah suatu proses yang tidak diam. Ia terus tumbuh dan berkembang sesuai kondisi zaman  dan kondisi peserta didik. Sebagai pendidik kita harus mampu mengetahui segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Selain itu, kita juga harus mampu terampil mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid pada konteks lokal kelas dan sekolah agar terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter.

KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat). Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Pendidikan menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun murid menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa terperintah oleh orang lain

Dasar Dasar Pendidikan yang Menuntun

KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

Pendidikan bertujuan untuk menuntun (memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki laku-nya untuk menjadi manusia seutuhnya. Jadi anak bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa.


Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama” KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut “Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demjf,ikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)

KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman.


Budi Pekerti

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga.

Budi Pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya. Keselarasan hidup anak dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya kemudian dilatih men-elola diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri dalam relasi sosialnya sehingga ketika membuat sebuah keputusan yang bertanggungjawab dalam kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang lain. Budi Pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.

Yang Saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Saya  mempelajari modul 1.1

Sebelum saya mempelajari modul 1.1 yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas adalah: 
  • Guru merupakan subjek utama di dalam kelas, kalau guru tidak berada di kelas maka pembelajaran tidak akan terlaksana
  • Guru harus mentransper ilmu kepada peserta didik dengan metode klasikal antara lain menerangkan materi dengan ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Di sini guru sebagai satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik di kelas
  • Guru memberikan tugas yang sama kepada setiap peserta didik, tanpa melihat keragaman potensi peserta didik. 
  • Pembelajaran berpusat pada guru
  • Pembelajaran lebih banyak di kelas
  • Pembelajaran dianggap tuntas kalau sudah memenuhi KKM
  • Memberikan hukuman kepada peserta didik yang melanggar aturan/kesepakatan, karena menganggap mereka akan berubah dengan diberi hukuman itu

Yang berubah dari pemikiran atau perilaku Saya setelah mempelajari modul ini

Setelah mempelajari filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara dari modul 1.1 ini semakin terpacu untuk menempatkan murid sebagai subjek dari pembelajaran, dengan memberikan kebebasan untuk menentukan pembelajaran, namun tentu saja dengan menuntut murid agar selamat dan bahagia selalu dalam proses pembelajaran. Serta dalam pembelajaran memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman yang berada di lingkungan sekolah. Sikap keteladanan atau uswatun hasanah dalam diri guru menjadi salah satu alasan dalam penerapan gagasan dari pemikiran Ki Hajar Dewantara. Hal tersebut dimaksudkan untuk membangun jiwa semangat belajar dan terus memotivasi anak. guru sebagai penuntun murid yang menghamba kepada Murid dalam pelayanan prima untuk menghadirkan kebahagiaan lahir batin menuju keselamatan dan kemerdekaan belajar anak yang memiliki Budi Pekerti yang baik dan menjadi Pelajar Pancasila, sehingga murid memiliki sikap : beriman, mandiri, kreatif, berpikir kritis, bergotong royong dan berkebhinekaan global. Sebagai contoh dalam memperhatikan kodrat zaman adalah ketika ujian baik PTS ataupun PAS dan PAT, peserta didik menggunakan HP dengan ujian menggunakan aplikasi google form.

Yang dapat segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD

Hasil penerapan dari gagasan terkait pemikiran Ki Hajar Dewantara, peserta didik diberikan pendidikan yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Materi dan proses pembelajaran disesuaikan dengan alam lingkungan sekolah, serta dalam kemampuan mereka mengikuti perkembangan zaman. Adapun tantangan dan solusi dari penerapan pemikiran Ki Hajar Dewantara sesuai dengan konteks kelas dan sekolah, maka keteladanan seorang Guru dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman merupakan satu tantangan bagi guru untuk melaksanakannya, sedangkan menjadi penyemangat serta motivasi tersendiri bagi murid dalam belajar. Adapun solusi dari hal tersebut adalah guru harus benarbenar bersikap yang patut dan menjadi teladan bagi murid dan menguasai keterampilan abad 21 dengan memilih metode belajar yang menyenangkan. dengan menghadirkan permainan, karena bermain merupakan kodrat anak. Serta guru harus mampu memahami karakter murid.
Guru juga harus bisa menjadi guru yang mempunyai prinsip atau semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, apa bila di depan harus bisa menjadi suri tauladan bagi peserta didik, jika di tengah harus mampu membnagkitkan atau menggugah semangat, dan apabila di belakang harus bisa memberikan dorongan dan arahan kepada peserta didik



Jumat, 10 Juni 2022

REMIDIAL PAT MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN PELAJARAN 2021/2022


Asssalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Untuk Remidial PAT Kelas 7 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN PELAJARAN 2021/2022 silahkan klik di bawah ini:
👇