ULANGAN HARIAN
Senin, 12 Desember 2022
REMIDIAL PAI PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) 2022/2023
Selasa, 08 November 2022
Jurnal Refleksi Dwimingguan ke-1
JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN KE-1
Jurnal refleksi saya ini akan menggunakan Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan sebagai berikut (disesuaikan dengan yang sedang terjadi pada saat penulisan jurnal):
1. Facts (Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
2. Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut.
3. Findings (Pembelajaran): Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?
4. Future (Penerapan): Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?
1. Facts (Peristiwa)
Pada hari Senin, 24 Oktober 2022 kegiatan pada LMS adalah 1.1.a.3.
Mulai dari Diri - Modul 1.1, Moda: Mandiri.*Kegiatan ini merupakan kegiatan
pembuka dari seluruh rangkaian materi belajar di Program Pendidikan Guru
Penggerak. Pada kegiatan ini, CGP akan melakukan sebuah refleksi diri sejauh
mana CGP mengenal dan memahami Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD).Dalam
tahap ini sahabat belajar diminta melakukan refleksi berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan pemantik (tidak perlu ditulis di LMS) dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang tersedia di bawah terkait pemikiran-pemikiran Ki
Hadjar Dewantara (KHD) di LMS berupa:
1.
Tulisan Reflektif Kritis: Buatlah sebuah tulisan
reflektif kritis dengan jumlah minimum 300 kata dan maksimum 500 kata dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan panduan yang telah disediakan;
2.
Harapan dan Ekspektasi: Ungkapkan Harapan dan
Ekspektasi Anda terkait dengan pembelajaran pada modul ini.
Tuliskan refleksi kritis, Harapan dan Ekspektasi pada LMS
melalui menu New blog post.
Hari selanjutnya kegiatan pada forum diskusi dimana CGP harus aktif dalam forum diskusi itu.
Pada hari Selasa, 25 Oktober 2022 kegiatan pengenalan LMS dimulai pada pukul 08.00 WIB. Nara Sumber pada gmeet kali ini oleh Bapak Moch. Erwin Maulana dan Bapak Asep Winangun.
Untuk kegiatan selanjutnya yaitu eksplorasi konsep secara virtual, pada hari Rabu, 26 Oktober 2022, untuk waktu kelas A : mulai 13.30-15.00, untuk kelas B mulai 15.30-17.00. Kegiatan ini dipandu oleh Fasilitator yaitu Ibu Ida Siti Faridah
Kegiatan selanjutnya setelah menyimak video dan membaca 3 (tiga) tulisan KHD. Hayati dan maknai pemikiran KHD sesuai dengan pengalaman dan konteks sosial budaya di daerah, lalu buatlah sebuah rekaman audio atau video berdurasi 1 hingga 2 menit yang memberikan ilustrasi diri sebagai “pembelajar” sekaligus “pemelajar” yang dapat menginternalisasi gagasan KHD. Unggah audio atau video yang dibuat ke Google drive. Jangan lupa untuk membuka akses file hasil rekaman di google drive dengan cara klik Dapatkan link/Get link.
Pada hari Kamis, 27 Oktober 2022 kegiatan kolaborasi secara virtual dari pukul 18.30-21.00. Kegiatan ini dipandu oleh Fasilitator
Pada hari Jum'at, 28 Oktober 2022 kegiatan kolaborasi sesi presentasi secara virtual dari pukul 15.00-17.30. Hasil dari kolaborasi sesi presentasi wajib diunggah di LMS.
Kegiatan selanjutnya yaitu demonstrasi kontektual. Pada kegiatan ini saya membuat sebuah puisi yang diunggah di YouTube.
Pada hari Kamis, 03 Nopember 2022 kegiatan Elaborasi melalui gmeet pada pukul 15.30-17.00 WIB yang dipandu oleh Instruktur yaitu Pa Aripuddin.
Kegiatan selanjutnya adalah koneksi antar materi modul 1.1. Waktu terakhir pengumpulan tanggal 08 Nopember 2022.
Kemudian sampailah pada kegiatan pembuatan jurnal Refleksi Dwimingguan.
2. Feelings (Perasaan)
3. Findings (Pembelajaran)
4. Future (Penerapan)
Hasil penerapan dari gagasan terkait pemikiran Ki Hajar Dewantara, peserta didik diberikan pendidikan yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Materi dan proses pembelajaran disesuaikan dengan alam lingkungan sekolah, serta dalam kemampuan mereka mengikuti perkembangan zaman. Adapun tantangan dan solusi dari penerapan pemikiran Ki Hajar Dewantara sesuai dengan konteks kelas dan sekolah, maka keteladanan seorang Guru dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman merupakan satu tantangan bagi guru untuk melaksanakannya, sedangkan menjadi penyemangat serta motivasi tersendiri bagi murid dalam belajar. Adapun solusi dari hal tersebut adalah guru harus benarbenar bersikap yang patut dan menjadi teladan bagi murid dan menguasai keterampilan abad 21 dengan memilih metode belajar yang menyenangkan. dengan menghadirkan permainan, karena bermain merupakan kodrat anak. Serta guru harus mampu memahami karakter murid.
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Perkenalkan nama saya Heni Fatmawati, saya adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 7 dari SMP Negeri 3 Ciamis Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Pada kesempatan ini saya akan membuat sebuah artikel tentang kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara, Artikel ini dibuat untuk melengkapi tugas modul 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1.
Pertanyaan pemantik dalam membuat kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantaral:
- Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?
- Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
- Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?
KESIMPULAN DAN REFLEKSI TERHADAP PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KI HADJAR
DEWANTARA
Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Menurut KHD (2009), “pendidikan dan pengajaran merupakan
usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik
dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang
seluas-luasnya”
Pendidikan adalah suatu proses yang tidak diam. Ia terus tumbuh dan berkembang sesuai kondisi zaman dan kondisi peserta didik. Sebagai pendidik kita harus mampu mengetahui segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Selain itu, kita juga harus mampu terampil mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid pada konteks lokal kelas dan sekolah agar terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter.
KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia
Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk
mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya
nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Maksud
pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah
memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat). Manusia merdeka
adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain,
akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Pendidikan menciptakan ruang bagi
murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain
(merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat)
yang dimiliki, menuntun murid menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa
terperintah oleh orang lain
Dasar Dasar Pendidikan yang Menuntun
KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai
anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh
atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki
lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun
pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak
kehilangan arah dan membahayakan dirinya.
Pendidikan bertujuan untuk menuntun (memfasilitasi/membantu)
anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki laku-nya untuk
menjadi manusia seutuhnya. Jadi anak bukan kertas kosong yang bisa digambar
sesuai keinginan orang dewasa.
Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan
di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”
KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai
berikut “Dalam melakukan pembaharuan yang
terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik,
baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan
sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan,
baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama
(yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demjf,ikian, hendaknya
selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang
bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar
Dewantara, 2009, hal. 21)
KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak
sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan
zaman.
Budi Pekerti
Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter
merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan
sehingga menimbulkan tenaga.
Budi Pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya. Keselarasan hidup anak dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya kemudian dilatih men-elola diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri dalam relasi sosialnya sehingga ketika membuat sebuah keputusan yang bertanggungjawab dalam kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang lain. Budi Pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.
Yang Saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Saya mempelajari modul 1.1
- Guru merupakan subjek utama di dalam kelas, kalau guru tidak berada di kelas maka pembelajaran tidak akan terlaksana
- Guru harus mentransper ilmu kepada peserta didik dengan metode klasikal antara lain menerangkan materi dengan ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Di sini guru sebagai satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik di kelas
- Guru memberikan tugas yang sama kepada setiap peserta didik, tanpa melihat keragaman potensi peserta didik.
- Pembelajaran berpusat pada guru
- Pembelajaran lebih banyak di kelas
- Pembelajaran dianggap tuntas kalau sudah memenuhi KKM
- Memberikan hukuman kepada peserta didik yang melanggar aturan/kesepakatan, karena menganggap mereka akan berubah dengan diberi hukuman itu
Yang berubah dari pemikiran atau perilaku Saya setelah mempelajari modul ini
Setelah mempelajari filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara dari modul 1.1 ini semakin terpacu untuk menempatkan murid sebagai subjek dari pembelajaran, dengan memberikan kebebasan untuk menentukan pembelajaran, namun tentu saja dengan menuntut murid agar selamat dan bahagia selalu dalam proses pembelajaran. Serta dalam pembelajaran memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman yang berada di lingkungan sekolah. Sikap keteladanan atau uswatun hasanah dalam diri guru menjadi salah satu alasan dalam penerapan gagasan dari pemikiran Ki Hajar Dewantara. Hal tersebut dimaksudkan untuk membangun jiwa semangat belajar dan terus memotivasi anak. guru sebagai penuntun murid yang menghamba kepada Murid dalam pelayanan prima untuk menghadirkan kebahagiaan lahir batin menuju keselamatan dan kemerdekaan belajar anak yang memiliki Budi Pekerti yang baik dan menjadi Pelajar Pancasila, sehingga murid memiliki sikap : beriman, mandiri, kreatif, berpikir kritis, bergotong royong dan berkebhinekaan global. Sebagai contoh dalam memperhatikan kodrat zaman adalah ketika ujian baik PTS ataupun PAS dan PAT, peserta didik menggunakan HP dengan ujian menggunakan aplikasi google form.