1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Perkenalkan nama saya Heni Fatmawati, saya adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 7 dari SMP Negeri 3 Ciamis Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Pada kesempatan ini saya akan membuat sebuah artikel tentang kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara, Artikel ini dibuat untuk melengkapi tugas modul 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1.
Pertanyaan pemantik dalam membuat kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantaral:
- Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?
- Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
- Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?
KESIMPULAN DAN REFLEKSI TERHADAP PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KI HADJAR
DEWANTARA
Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Menurut KHD (2009), “pendidikan dan pengajaran merupakan
usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik
dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang
seluas-luasnya”
Pendidikan adalah suatu proses yang tidak diam. Ia terus tumbuh dan berkembang sesuai kondisi zaman dan kondisi peserta didik. Sebagai pendidik kita harus mampu mengetahui segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Selain itu, kita juga harus mampu terampil mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid pada konteks lokal kelas dan sekolah agar terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter.
KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia
Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk
mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya
nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Maksud
pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah
memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat). Manusia merdeka
adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain,
akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Pendidikan menciptakan ruang bagi
murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain
(merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat)
yang dimiliki, menuntun murid menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa
terperintah oleh orang lain
Dasar Dasar Pendidikan yang Menuntun
KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai
anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh
atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki
lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun
pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak
kehilangan arah dan membahayakan dirinya.
Pendidikan bertujuan untuk menuntun (memfasilitasi/membantu)
anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki laku-nya untuk
menjadi manusia seutuhnya. Jadi anak bukan kertas kosong yang bisa digambar
sesuai keinginan orang dewasa.
Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan
di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”
KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai
berikut “Dalam melakukan pembaharuan yang
terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik,
baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan
sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan,
baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama
(yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demjf,ikian, hendaknya
selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang
bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar
Dewantara, 2009, hal. 21)
KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak
sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan
zaman.
Budi Pekerti
Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter
merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan
sehingga menimbulkan tenaga.
Budi Pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya. Keselarasan hidup anak dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya kemudian dilatih men-elola diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri dalam relasi sosialnya sehingga ketika membuat sebuah keputusan yang bertanggungjawab dalam kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang lain. Budi Pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.
Yang Saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Saya mempelajari modul 1.1
- Guru merupakan subjek utama di dalam kelas, kalau guru tidak berada di kelas maka pembelajaran tidak akan terlaksana
- Guru harus mentransper ilmu kepada peserta didik dengan metode klasikal antara lain menerangkan materi dengan ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Di sini guru sebagai satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik di kelas
- Guru memberikan tugas yang sama kepada setiap peserta didik, tanpa melihat keragaman potensi peserta didik.
- Pembelajaran berpusat pada guru
- Pembelajaran lebih banyak di kelas
- Pembelajaran dianggap tuntas kalau sudah memenuhi KKM
- Memberikan hukuman kepada peserta didik yang melanggar aturan/kesepakatan, karena menganggap mereka akan berubah dengan diberi hukuman itu
Yang berubah dari pemikiran atau perilaku Saya setelah mempelajari modul ini
Setelah mempelajari filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara dari modul 1.1 ini semakin terpacu untuk menempatkan murid sebagai subjek dari pembelajaran, dengan memberikan kebebasan untuk menentukan pembelajaran, namun tentu saja dengan menuntut murid agar selamat dan bahagia selalu dalam proses pembelajaran. Serta dalam pembelajaran memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman yang berada di lingkungan sekolah. Sikap keteladanan atau uswatun hasanah dalam diri guru menjadi salah satu alasan dalam penerapan gagasan dari pemikiran Ki Hajar Dewantara. Hal tersebut dimaksudkan untuk membangun jiwa semangat belajar dan terus memotivasi anak. guru sebagai penuntun murid yang menghamba kepada Murid dalam pelayanan prima untuk menghadirkan kebahagiaan lahir batin menuju keselamatan dan kemerdekaan belajar anak yang memiliki Budi Pekerti yang baik dan menjadi Pelajar Pancasila, sehingga murid memiliki sikap : beriman, mandiri, kreatif, berpikir kritis, bergotong royong dan berkebhinekaan global. Sebagai contoh dalam memperhatikan kodrat zaman adalah ketika ujian baik PTS ataupun PAS dan PAT, peserta didik menggunakan HP dengan ujian menggunakan aplikasi google form.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar