ULANGAN HARIAN

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdQUyr8cGIzhUwqd393StKLjG-h_wcUpHrbb5ippne1DbNTpw/viewform?usp=sf_link

Selasa, 08 November 2022

1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1


1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Perkenalkan nama saya Heni Fatmawati, saya adalah Calon Guru Penggerak Angkatan 7  dari SMP Negeri 3 Ciamis Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Pada kesempatan ini saya akan membuat sebuah artikel tentang kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara, Artikel ini dibuat untuk melengkapi tugas modul 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1. 

Pertanyaan pemantik dalam membuat kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantaral: 

  1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari modul 1.1?
  2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? 
  3. Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?


KESIMPULAN DAN REFLEKSI  TERHADAP PEMIKIRAN-PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA


Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Menurut KHD (2009), “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”

Pendidikan adalah suatu proses yang tidak diam. Ia terus tumbuh dan berkembang sesuai kondisi zaman  dan kondisi peserta didik. Sebagai pendidik kita harus mampu mengetahui segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Selain itu, kita juga harus mampu terampil mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid pada konteks lokal kelas dan sekolah agar terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter.

KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat). Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Pendidikan menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun murid menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa terperintah oleh orang lain

Dasar Dasar Pendidikan yang Menuntun

KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

Pendidikan bertujuan untuk menuntun (memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki laku-nya untuk menjadi manusia seutuhnya. Jadi anak bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa.


Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama” KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut “Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demjf,ikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)

KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman.


Budi Pekerti

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga.

Budi Pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya. Keselarasan hidup anak dilatih melalui pemahaman kesadaran diri yang baik tentang kekuatan dirinya kemudian dilatih men-elola diri agar mampu memiliki kesadaran sosial bahwa ia tidak hidup sendiri dalam relasi sosialnya sehingga ketika membuat sebuah keputusan yang bertanggungjawab dalam kemerdekaan dirinya dan kemerdekaan orang lain. Budi Pekerti melatih anak untuk memiliki kesadaran diri yang utuh untuk menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan orang lain.

Yang Saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Saya  mempelajari modul 1.1

Sebelum saya mempelajari modul 1.1 yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas adalah: 
  • Guru merupakan subjek utama di dalam kelas, kalau guru tidak berada di kelas maka pembelajaran tidak akan terlaksana
  • Guru harus mentransper ilmu kepada peserta didik dengan metode klasikal antara lain menerangkan materi dengan ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Di sini guru sebagai satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik di kelas
  • Guru memberikan tugas yang sama kepada setiap peserta didik, tanpa melihat keragaman potensi peserta didik. 
  • Pembelajaran berpusat pada guru
  • Pembelajaran lebih banyak di kelas
  • Pembelajaran dianggap tuntas kalau sudah memenuhi KKM
  • Memberikan hukuman kepada peserta didik yang melanggar aturan/kesepakatan, karena menganggap mereka akan berubah dengan diberi hukuman itu

Yang berubah dari pemikiran atau perilaku Saya setelah mempelajari modul ini

Setelah mempelajari filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara dari modul 1.1 ini semakin terpacu untuk menempatkan murid sebagai subjek dari pembelajaran, dengan memberikan kebebasan untuk menentukan pembelajaran, namun tentu saja dengan menuntut murid agar selamat dan bahagia selalu dalam proses pembelajaran. Serta dalam pembelajaran memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman yang berada di lingkungan sekolah. Sikap keteladanan atau uswatun hasanah dalam diri guru menjadi salah satu alasan dalam penerapan gagasan dari pemikiran Ki Hajar Dewantara. Hal tersebut dimaksudkan untuk membangun jiwa semangat belajar dan terus memotivasi anak. guru sebagai penuntun murid yang menghamba kepada Murid dalam pelayanan prima untuk menghadirkan kebahagiaan lahir batin menuju keselamatan dan kemerdekaan belajar anak yang memiliki Budi Pekerti yang baik dan menjadi Pelajar Pancasila, sehingga murid memiliki sikap : beriman, mandiri, kreatif, berpikir kritis, bergotong royong dan berkebhinekaan global. Sebagai contoh dalam memperhatikan kodrat zaman adalah ketika ujian baik PTS ataupun PAS dan PAT, peserta didik menggunakan HP dengan ujian menggunakan aplikasi google form.

Yang dapat segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD

Hasil penerapan dari gagasan terkait pemikiran Ki Hajar Dewantara, peserta didik diberikan pendidikan yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Materi dan proses pembelajaran disesuaikan dengan alam lingkungan sekolah, serta dalam kemampuan mereka mengikuti perkembangan zaman. Adapun tantangan dan solusi dari penerapan pemikiran Ki Hajar Dewantara sesuai dengan konteks kelas dan sekolah, maka keteladanan seorang Guru dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman merupakan satu tantangan bagi guru untuk melaksanakannya, sedangkan menjadi penyemangat serta motivasi tersendiri bagi murid dalam belajar. Adapun solusi dari hal tersebut adalah guru harus benarbenar bersikap yang patut dan menjadi teladan bagi murid dan menguasai keterampilan abad 21 dengan memilih metode belajar yang menyenangkan. dengan menghadirkan permainan, karena bermain merupakan kodrat anak. Serta guru harus mampu memahami karakter murid.
Guru juga harus bisa menjadi guru yang mempunyai prinsip atau semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, apa bila di depan harus bisa menjadi suri tauladan bagi peserta didik, jika di tengah harus mampu membnagkitkan atau menggugah semangat, dan apabila di belakang harus bisa memberikan dorongan dan arahan kepada peserta didik



Tidak ada komentar:

Posting Komentar